Minggu, 18 September 2011

Bemimpi di piala dunia


Timnas Indonesia kembali harus gigit jari setelah kembali menelan kekalahan dari Bahrain yang di laga sebelum nya juga kalah dari Iran.peluang timnas pun semakin mengecil pada ajang yang digelar 4 tahun sekali ini,walaupun bukan hal yang mustahil namun di rasa cukup berat pasalnya Indonesia bergabung dengan tim-tim yang notabennya adalah raksasa asia.

Pasca kekalahan dari Bahrain sejumlah masalah mencuat mulai dari pernyataan pelatih yang menyalahkan pemain,strategi pelatih,hilangnya kebugaran para pemain,sampai tujuh orang pemain yang berniat untuk mengundurkan diri dari timnas.euforia timnas memang dirasa tengah naik daun akan tetapi kita sebagai supporter ada perlunya untuk bersikap realistis melihat kondisi persepak bolaan kita saat ini,sudah layak kah Indonesia bermain di piala dunia?

Mantan pelatih timnas Alfred Riedl mengatakan " Indonesia sekarang memiliki kesempatan untuk berkembang dan Indonesia bisa menjadi nomor satu di asia tenggara,tapi belum bisa di piala dunia " ungkap Riedl.pernyataan tersebut mungkin ada benar nya mengingat timnas kita saja belum bisa berbicara banyak di level asia tenggara hanya menjadi runner up selama empat kali,padahal jika ke empat-empatnya bisa menangkan timnas menjadi juara terbanyak di ajang dua tahunan tersebut.dahulu pesaing timnas di asia tenggara hanyalah Thailand dan juga Vietnam,namun kini pesaing tersebut semakin bertambah seiring dengan perkembangan sepak bola asia tenggara sebut saja Singapura mereka menaturalisasi sejumlah pemain yang bermain di liga mereka sehingga mereka mampu menjadi pemenang di piala AFF yang dahulu bernama Tiger cup sebanyak tiga kali,Malaysia dua tahun belakangan ini mereka mampu berkambang pesat dengan pemain muda nya,hasilnya mereka mampu menjadi juara di sea games 2009 dan piala AFF2010,belum lagi Philippina yang sama seperti Singapura menaturalisasi pemain-pemain asing dan pada piala AFF 2010 lalu mereka mampu membuat kejuatan dengan melaju ke semifinal sebelum akhirnya dikalahkan oleh timnas kita,padahal mereka dahulu hanyalah bulan-bulanan dari tim-tim besar asia tenggara.

Sudah selayaknya lah kita bersikap realistis melihat keadaan tersebut,carut marut kompetisi liga Indonesia serta pembinaan pemain muda menjadi hal yang penting untuk di benahi.pembinaan pemain muda ibarat orang bercocok tanam,sumber daya alam Indonesia yang berlimpah ruah mampu menghasilkan bibit unggul dalam bercocok tanam namun ketika bibit unggul tersebut sudah saatnya tumbuh berkembang mereka dibiarkan begitu saja,ketika kemarau mereka kepanasan ketika musim hujan tiba mereka kehujanan hingga akhirnya harus mengimpor dari luar,begitu juga dengan pembinaan pemain muda di Indonesia total penduduk yang hampir dua ratus juta jiwa dan menjadi negara dengan penduduk terbanyak ke empat di dunia mencari dua puluh dua pemain orang yang berkualitas saja belum mampu berbicara banyak sehingga harus mencari ke luar untuk dinaturalisasi,sungguh ironis bukan ?padahal timnas muda di bawah umur dua puluh tiga tahun sudah mampu berbicara banyak di asia bahkan di dunia namun mereka di biarkan begitu saja setelah nya .

Menurut pandangan saya kita janganlah terlalu berharap banyak timnas kita mampu lolos ke piala dunia,bukan bersikap pesimis namun realistis di balik semua pr PSSI yang harus di kerjakan secara bertahap,mungkin saja sekarang kita lolos ke piala dunia dengan faktor apa pun itu,namun patut dipertanyakan setelah timnas kita lolos ke piala dunia pastinya kita akan bertemu dengan tim-tim besar dunia macam Spanyol,Belanda,Uruguay,Brasil,Argentina,Italia,serta tim-tim besar lainnya pastilah kita hanya akan menjadi bulan-bulanan mereka sperti melawan Uruguay lalu di mana kita di bantai 7-1 padahal kita bermain di kandang sendiri serta mereka sebagian pemain nya adalah  pemain cadangan yang di mainkan meskipun ada nama besar Luiz Suarez yang bermain di Liverpool ketika timnas melawan Uruguay saat itu,namun saya meyakini jika semua pr tersebut dibenahi Insya Allah timnas kita mampu berbicara banyak di asia bahkan di dunia melihat skill dan invidu kita yang sebenarnya berkualitas.Wallahu Alam .

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar