Pada hari selasa 6 Agustus 2011 Timnas Indonesia mengalami kekalahan dari Bahrain dengan skor 2-0 yang pada pertandingan sebelumnya timnas Indonesia juga mengalami kekalahan dari Iran dengan skor 3-0,hal ini lantas memunculkan spekulasi penyebab kekalahan timnas yang sebenarnya,kita lihat dengan mata kepala sendiri jalannya pertandingan yang alot,tidak enak di tonton bahkan cenderung mengecewakan.padahal tekanan tim lawan menurut saya cenderung biasa saja dan monoton,dua gol yang bersarang di jala gawang timnas adalah hasil kesalahan sendiri,timnas bermain seperti tidak 'menggairahkan' ada apa yang sebenarnya dengan timnas?
Jadwal yang padat serta kondisi fisik yang tidak prima kembali di jadikan alasan sebagai kekalahan timnas padahal seorang profesional tidak pernah menyalahkan keaadan apa pun yang terjadi,lantas apa yang salah ?racikan strategi dari pelatih Wim Rijsbergen tidak sesuai dengan permainan timnas,bahkan mantan pemain timnas Sutan Harhara mengatakan Wim miskin strategi,menurut saya hal itu ada benarnya pasalnya formasi 4-3-2-1 seperti 4-2-3-1 hanya menyisakan 2 gelandang di lini tengah timnas yang menyebabkan lini tengah kita "bolong" padahal timnas di era Alfred Riedl terbiasa memakai pola 4-4-2 dengan mengandalkan keseimbangan tim.lalu yang kedua lemahnya koordinasi dan komunikasi antar semua lini utamanya lini pertahanan yang menyebabkan timnas kebobolan 2 gol,hal itu bisa terlihat ketika Bahrain menjebolkan jala gawang timnas untuk yang kedua kalinya,defender yang ikut asik menyerang menyebabkan lini pertahanan timnas kosong dan dengan mudahnya pemain Bahrain menjebol gawang Indonesia yang di kawal kiper Markus Haris Maulana,yang ketiga adalah di mainkan nya Bambang Pamungkas sebagai second striker yang menurut saya hal ini terlalu dipaksakan,bukannya saya ingin bilang Bambang Pamungkas tidak pantas di mainkan tetapi tipikal/karakter Bambang adalah post player sedangkan tandemnya adalah Cristhian Gonzales yang sama tipikal/karakternya seperti Bambang,di sini setidaknya Wim harus memilih salah satu apakah Bambang atau Gonzales yang di jadikan target man mengingat usia Bambang sendiri sudah menginjak 30an ditambah Gonzales yang usianya hampir sama bahkan lebih.
Untuk menjadi kriteria seorang second striker haruslah memiliki fisik yang prima,skill yang mumpuni,serta individualitas guna mempertahankan bola agar tidak mudah di rebut lawan ketika berada di daerah pertahanan lawan,menurut saya yang pantas untuk dijadikan second striker adalah Boas Solossa yang dari fisik lebih bugar dari Bepe,bahkan Boas pun bisa menjadi creator timnas sehingga memudahkan Firman Utina yang bertindak sebagai Playmaker bisa mengirim kan bola pada penyerang-penyerang timnas.
Absennya M.Ilham sebagai winger attack akibat akumulasi memunculkan spekulasi apakah Okto,Arif Suyono,atau Irfan Bachdim yang akan di mainkan ?tapi ternyata Wim memainkan Boas sebagai winger attack mungkin maksut dari Wim adalah memberikan kejutan kepada Bahrain sehingga tidak mudah dibaca strategi dari Wim,tetapi yang terjadi adalah menjadi tidak efektif nya daya gedor timnas akibat strategi Wim tersebut.
Padahal koordinasi lini pertahanan Bahrain tertutup dan rapat namun bukan berarti tidak menyisakan celah,masih ada celah tersebut yang bisa di tembus oleh timnas hal itu terbukti dari serangan timnas lebih banyak dari sisi sebelah kanan yang ditempati Boas,kalau lah Wim pintar membaca strategi sebaiknya dia memainkan Okto yang mempunyai skill,kecepatan dan individu yang cukup untuk melewati pertahanan lawan atau mungkin Wim menganggap Okto kurang berpengalaman ?saya rasa masih ada Arif Suyono yang belum pernah di mainkan sejak melawan Turkmenistan pastilah ia lebih berpengalaman di banding Okto mengingat usia Arif jauh lebih tua di banding Okto,dan Arif pun memiliki kecepatan,skill dan individu walaupun tidak seindividual Okto,pasalnya Arif adalah tipikal winger balance yang menjaga keseimbangan tim dari sisi sayap.
Insiden petasan meledak di GBK akibat ulah beberapa supporter timnas yang enggan menerima kekalahan kembali pasca kekalahan melawan Iran semakin mengecewakan yang menyebabkan presiden SBY yang ikut menonton meninggalkan pertandingan sebelum waktunya lantaran beliau malu dengan insiden itu.apa yang dilakukan presiden menurut saya hal itu wajar mengingat beliau adalah seorang kepala negara dan tidak menginginkan ketidaksportifitasan dalam olahraga terjadi.
Pernyataan Wim yang dilakukan dengan wartawan pada press confrence semakin membuat 'eneg' pasalnya dia mengeluarkan statement yang menyalahkan pemain dan tidak layak bermain di level internasional sehingga menimbulkan isu yang tak sedap yaitu adanya perpecahan di kubu timnas,benar atau tidaknya isu itu patut dipertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi ?kalau pun tidak terjadi mengapa berita tersebut ada dan sampai tersebar di masyarakat ?
Akibat kekalahan timnas banyak dari pendukung yang meminta Alfred Riedl untuk melatih kembali timnas banyak dari pendukung timnas yang menyalahkan kekalahan tersebut akibat Wim dari segi apa pun,yang mengecewakan adalah pernyataan ketum PSSI Djohar Arifin yang membandingkan antara Wim dan Alfred,serta menyatakan Wim lebih baik di banding Alfred,faktanya ?
Penggantian kursi pelatih dari Alfred ke Wim di anggap sebagai blunder PSSI oleh sebagian pendukung timnas,dari kaca mata awam saya kalaupun PSSI ingin mengganti pelatih sebaiknya pilih lah yang BENAR bukan memilih pelatih yang BAGUS,kalau saya di suruh memilih saya akan memilih Rahmad Darmawan atau pun Jackson F Tiago mengingat track record keduanya sudah sangat berpengalaman di dunia persepak bolaan tanah air,kalau di suruh membandingkan antara Alfred dengan Wim saya akan memilih Alfred,pasal nya dia pernah membawa Vietnam menjadi juara piala AFF dan Laos menjadi semifinalis SEA games pastilah dia lebih berpengalaman di persepakbolaan ASEAN dibanding Wim.
Wim mempunyai track record yang menurut saya biasa-biasa saja walaupun dia membawa Trinidad-Tobago masuk ke Piala Dunia,perlu di ingat saat itu dia hanyalah sebagai Assistant coach bukan Head coach,dan dia juga membawa PSM Makassar bercokol di posisi 4 klasemen LPI paruh musim,ingat LPI adalah liga yang masih sangat bau kencur dan secara kualitas juga lebih baik LSI yang sudah melahirkan pemain-pemain besar Indonesia,sikap nya di lapangan pun menurut saya tidak membanggakan karena dia hanya duduk sembari menulis catatan-catatan kecil yang dia lakukan hampir sepanjang pertandingan,sehingga para pemain pastilah bingung apa dan bagaimana yang akan mereka lakukan,karena mereka berada di dalam lapangan untuk bermain demi mengharumkan bumi pertiwi,bukan untuk menonton !!
Apakah coach Wim Rijbergen pantas untuk di ganti atau tidak ?menurut saya terlalu dini untuk memecat coach Wim,lebih baik kita pantau perkembangannya apakah akan lebih baik atau tidak,bagaimana menurut anda ?


Tidak ada komentar:
Posting Komentar